DIA BERKATA : “AKU SUNGGUH BERJIHAD!!!”

DIA BERKATA : “AKU SUNGGUH BERJIHAD!!!”
DIA BERKATA : “AKU SUNGGUH BERJIHAD!!!”

DIA BERKATA : “AKU SUNGGUH BERJIHAD!!!”

Ungkapan "dia berkata : “Aku sungguh berjihad!!!” telah terlontarkan ketika teriakan-teriakan menggelegarkan perut bumi yang telah terkikis oleh sebuah ledakan. Entah siapa yang berkata demikian, kurasa dia salah cakap dari tindakan keras yang dilakukannya. Nyatanya dilihat dari kacamata Surabaya minggu lalu terdapat fenomena yang memprihatinkan. Betapa ironisnya fenomena yang biasanya hanya terdengar di telinga sekarang kita bisa lihat tepat di depan mata. Berangkat dari fenomena tersebut, tak sedikit dari mereka yang memandang sebelah mata menganggap dia yang berjenggot, dia yang bergamis, dia yang bercadar adalah malaikat maut. Tepatnya anggapan itu terlempar untuk agama Islam. Naudzubillahi min dzalik... Salah besar meraka yang menyimpulkan seperti itu.


Para pendukung agama menjelaskan tindakan terorisme, pembunuhan dan sabotase atas nama agama. Mereka menyatakan tindakan semacam itu bukan Islam, bukan Kristen, bukan Sikh, karena tindakan mereka telah melanggar kesucian dan martabat agama (Baidhawy, 2012: 1). Islam merupakan agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian (Madjid, 1995: 260). Sedangkan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam  mengajarkan keyakinan mereka (Nasution, 1995: 124). Tidak hanya Islam, setiap agama menolak adanya kekerasan dan mengajarkan kedamaian. Dari bukunya Baidhawy di awal pendahuluan berisi antara mujahid teror dan mujahid damai, yang mana bila ada seseorang yang menggunakan tindakan kekerasan untuk mensucikan komunitas dan memerangi kelompok luar termasuk mujahid teror sedangkan mujahid damai menolak kekerasan.


Jihad Bukan Teror



Pernahkah terlintas dalam benak, sebenarnya apa isi pemikiran para mujahid teror. Mungkinkah para mujahid teror menganggap tindakannya paling benar. “Aku sungguh berjihad!!!” mungkin itu kata yang terlontar dari lisannya. Kata jihad yang disalahtempatkan. Mungkinkah meraka belum mengetahui hakekat kata jihad ? atau mereka memanfaatkan kata jihad itu untuk mengadu domba antar agama dengan tujuan terpisah belahnya suatu kaum?


Konsep jihad dalam Islam menangkap spirit perang spiritual. “Perang Suci” adalah melawan diri sendiri. Jihad melawan hawa nafsu yang tak terkendali (Baidhawy, 2012: 6). Jihad menurut Al-Qur’an merupakan salah satu ajaran agama yang fundamental dan sentral. Menyamakan jihad dengan perang suci merupakan kesalahan yang bersifat reduktif, karena perang hanyalah salah satu pengertian yang temporal dari jihad, sementara secara substansi jihad merupakan ajaran agama yang bersifat kontinu dan berdimensi duniawi dan ukhrawi (Rohimin, 2006: 170). Dari konsep jihad pun jelas, bagaimana kita memerangi hawa nafsu dalam diri. Jangan hanya berfikir tekstual untuk mengtahui keilmuan, bahwasannya arti jihad sangatlah luas. Boleh dikatakan jihad fi sabilillah adalah apabila ada seorang suami atau seorang ayah membanting tulang demi memenuhi kewajibannya bekerja keras sebagai tulang punggung keluarga.


Berbeda halnya dengan fenomena yang terjadi di Surabaya, mungkin mereka bertindak keras menganggap berjihad. Namun bom bunuh diri bukan jihad. “ Barang siapa bunuh diri dengan besi ditangannya, dia (akan) menikam perutnya di dalam neraka jahannam, kekal (dan) dikekalkan didalamnya selama-lamanya. Barang siapa yang meminum racun lalu bunuh diri dengannya, maka dia (akan) meminumnya perlahan-lahan di dalam neraka jahannam kekal dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Barang siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung, dia akan jatuh ke dalam neraka jahannam yang kekal (dan) dikekalkan di dalamnya selama-lamanya.” (HR. al-Bukhari no.5778 dan Muslim no. 158).


Jadi dapat dilihat mana sesungguhnya arti daripada kata jihad. Konsep jihad dan mujahid damai yang menjadi landasan sebenarnya.


*Penulis adalah mahasiswi IAIN Kediri
Oleh : Nurul Fadhilla

Komentar